PENINJAUAN KEMBALI

Prosedur dan Proses Penyelesaian Perkara Peninjauan Kembali (PK)

PROSEDUR:

Langkah-langkah yang harus dilakukan Pemohon Peninjauan Kembali (PK):

1

Mengajukan permohonan PK kepada Mahkamah Agung secara tertulis atau lisan melalui pegadilan agama/mahkamah syar’iyah.

2

Pengajuan PK daam tenggang waktu 180 hari sesudah penetapan/putusan pengadilan mempunyai kekuatan hukum tetap atau sejak diketemukan bukti adanya kebohongan/bukti baru, dan bila alasan Pemohon PK berdasarkan bukti baru (Novum), maka bukti baru tersebut dinaytakan di bawah sumpah dan disahkan oleh pejabat yang berwenang (Pasal 69 UU No.14 Tahun 1985 yang telah diubah dengan UU No.5 Tahun 2004).

3

Membayar biaya perkara PK (Pasal 70 UU No. 14 Tahun 1985 yang telah diubah dengan UU No. 45 Tahun 2004,Pasal 89 dan 90 UU No. 7 Tahun 1989).

4

Panitera pengadilan tingkat pertama memberitahukan dan menyampaikan salinan memori PK kepada pihak lawan dalam tenggang waktu selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari.

5

Pihak lawan berhak mengajukan surat jawaban terhadap memori PK dalam tenggang waktu 30 (tiga puluh) hari setelah diterimanya salinan permohonan PK.

6

Panitera pengadilan tingkat pertama mengirimkan berkas PA ke MA selambat-lambatnya dalam tenggang waktu 30 (tiga puluh) hari.

7

Panitera MA menyampaikan salinan putusan PK kepada pengadilan agama/mahkamah syar’iyah

8

Pengadilan agama/mahkamah syar’iyah menyampikan salian putusan PK kepada para pihak selambat-lambatnya dalam tenggang waktu 30 (tiga puluh) hari.

9

Setelah putusan memperoleh kekuatan hukum tetap maka panitera:

 

a

Untuk perkara cerai talak:

 

 

1)

Memberitahukan tentang Penetapan Hari Sidang panyaksian ikrar talak dengan memanggil Pemohon dan Termohon;

 

 

2)

Memberikan Akta Cerai sebagai surat bukti cerai selambat-lambatnya dalam 7 (tujuh) hari.

 

b

Untuk perkara cerai gugat:

 

 

Memberikan Akta Cerai sebagai surat bukti cerai selambat-lambatnya  7 (tujuh) hari.

PROSES PENYELESAIAN PERKARA:

1

Permohonan PK diteliti kelengkapan berkasnya oleh Mahkamah Agung, kemudian dicatat dan diberi nomor register perkara kasasi.

2

Mahkamah Agung memberitahukan kepada Pemohon dan Termohon PK bahwa perkaranya telah diregidtrasi.

3

Ketua Mahkamah Agung menetapkan tim dan selanjutnya ketua tim menetapkan Majelis Hakim Agung yang akan memeriksa perkara PK.

4

Penyerahan berkas perkara oleh Asisten koordinator (Askor) kepada panitera pengganti yang menangani perkara PK tersebut.

5

Panitera pengganti mendistribusikan berkas perkara ke Majelis Hakim Agung masing-masing (pembaca 1, 2 dan pembaca 3) untuk diberi pendapat.

6

Majelis Hakim Tinggi memutus perkara.

7

Mahkamah Agung mengirimkan salinan putusan kepada para pihak melalui pengadilan tingkat pertama yang menerima permohonan kasasi